Proses terjadinya gunung merupakan bagian dari dinamika geologi yang melibatkan interaksi berbagai lempeng tektonik di kerak Bumi. Berikut adalah penjelasan detail mengenai pembentukan gunung:
1. Tektonik Lempeng
Gunung terbentuk terutama karena pergerakan dan interaksi lempeng tektonik, yaitu:
Konvergensi (Tumbukan)
Ketika dua lempeng bertemu, salah satu lempeng bisa menunjam ke bawah (zona subduksi) atau kedua lempeng bisa bertumbukan.
Contoh: Pegunungan Himalaya terbentuk karena tumbukan lempeng India dengan lempeng Eurasia.
Divergensi (Pemisahan)
Saat dua lempeng bergerak saling menjauh, magma dari dalam mantel naik ke permukaan, membentuk pegunungan vulkanik di dasar laut yang bisa muncul ke daratan.
Contoh: Pegunungan Mid-Atlantik.
2. Aktivitas Vulkanik
Gunung berapi terbentuk ketika magma dari dalam mantel Bumi naik ke permukaan melalui celah atau retakan pada kerak Bumi. Ketika magma ini mendingin, ia membentuk lapisan batuan yang menyusun gunung.
Contoh: Gunung Merapi di Indonesia.
3. Proses Lipatan dan Patahan
Lipatan
Tekanan horizontal dari pergerakan lempeng dapat melipat lapisan batuan di kerak Bumi sehingga membentuk pegunungan.
Contoh: Pegunungan Alpen di Eropa.
Patahan
Jika tekanan terlalu besar, lapisan batuan bisa retak dan bergeser membentuk gunung patahan.
Contoh: Pegunungan San Andreas di California.
4. Proses Sedimentasi
Gunung juga bisa terbentuk dari akumulasi sedimen selama jutaan tahun yang mengalami tekanan dan berubah menjadi batuan keras.
5. Erosi dan Rejuvenasi
Setelah terbentuk, gunung mengalami erosi akibat angin, air, dan es. Material yang terkikis ini bisa membentuk lapisan baru yang turut memperbarui struktur gunung.
Proses ini membutuhkan waktu yang sangat lama, mulai dari ribuan hingga jutaan tahun, tergantung pada jenis dan skala aktivitas geologi yang terjadi.